source: google |
Lagi gempar-gemparnya anti vaksin yang dipelopori oleh mereka yang mengaku menggunakan tibbun Nabi (pengobatan ala Nabi) sebagai sistem imun, sebenarnya tahnik kurma itu apakah bisa dijadikan sebagai pengganti imunisasi?
Nih saya bahas tanpa kopas sana kopas sini yah, mau setuju boleh gak setuju juga boleh, gak usah pake lempar-lempar sendal ya, ini juga bukan niatnya gak sepakat sama yang dilakukan Nabi, aduh gak banget yaa.. Naudzubillah, Ya Allah jangan sampai saya jadi pendusta sunnah Nabi, tapi yuk ibu-ibu kita berfikir dengan benar-benar memahami tentang apa itu sunnah.. Apakah semua yang dilakukan Nabi harus dilakukan ummatnya? Jawabannya adalah TIDAK! Ups jangan keburu naik darah dulu, biar gak darah tinggi.. Begini pendapat saya:
Setau saya tahnik kurma memang pernah dilaksanakan oleh nabi, caranya: nabi mengunyah kurma terlebih dahulu setelah lumat lalu diberikan kepada bayi, tapi... kalau dalam ilmu hadis, tidak semua yang dilakukan nabi adalah sunnah, ada amalan khusus yang orang lain tidak bisa menirunya dengan alasan sunnah, contoh: poligami #tepokJidat #salahPokus, lanjut yah :D mengapa tidak semua yang dilakukan nabi bisa dilakukan ummatnya? karna Nabi bukan manusia biasa dan tidak bisa disamakan dengan manusia biasa, air ludah nabi mengandung berkah, bahkan orang yang memakan sisa nabi mendapatkan berkah menjadi orang yang solih, dan itu tidak bisa dipraktekkan oleh orang lain. hanya nabi, nah, lain lagi ceritanya kalau tahnik itu qoul Nabi, artinya Nabi memerintahkan langsung pada orang tua untuk mentahnik bayinya, baru menjadi kesunnahan yang muakkad dilakukan umatnya, sayangnya nabi tidak pernah mengatakan langsung kepada org lain utk mentahnik bayi dengan kurma, artinya tahnik itu tidak wajib.. kalau menurut saya ya tahnik itu hanya bisa dilakukan oleh Kanjeng Nabi manusia yang mulia, anti bakteri, anti kotor, anti virus, bahkan beliau tidak pernah ditempeli lalat atau nyamuk, bekas bak (buang air kecil) dan babnya (buang air besar) tidak ada, hemat kata nabi manusia suci, nah kalau tahnik dilakukan oleh orang sekarang? aduh ga usah orang lain deh, mulut saya aja kadang makan gak karu-karuan, bau, penuh bakteri ludah saya kalau dikasih ke bayi, belom lagi hobi ngomong yang ga enak ke orang, mulutku penuh dosaaaah.. jijay.. hekekekek.. Kalau saya kurmanya aja yang saya makan, kan bagus buat kesehatan saya, nanti kalau saya sehat, otomatis ASI juga lancar, jadi intinya menurut saya: tahnik ataupun pemberian madu dan sari kurma tidak bisa menggantikan imunisasi! #noDebat #mLipir
-_________- |
Betul, setuju sekali. Sekarang ini banyak orang yg asal kunyah ayat, hadist, dan syirah Nabi.
ReplyDeleteaduh iya mom, ibaratnya minum kopi langsung dari tremos yang panas gitu, hasilnya nyonyor wkwk.. seharusnya ditelaah dulu tidak langsung pakai dalil begitu juga, butuh disyarah, butuh digandengkan dengan disiplin ilmu yang lainnnya.. yeah semoga kita termasuk orang2 yang tidak sembrono terhadap dalil syar'i yah mom *ketjup*
DeleteOh gitu mak, hihi. Setuju saya mak.
ReplyDeleteMudah2an mulut si Papa kemarin udah bener2 bersih ya, sebelum tahnik mulutnya bener2 di siapin dulu, soalnya kita lakuin itu pas Alfath pertama MPASI jadi semacam "sakral", haha. Woops.
Kami tidak antivak, Alfath bahkan dapetin imunisasi diluar imunisasi standarnya (mudah2an sehat terus ya, Nak), namun ketika mendapatkan anjuran ttg Tahnik, kami pun mengiyakan. Kami pikir, "Bismillah aja yuk, kita tahnik anak kita seadanya, sama Papanya aja".
Karena dari yg kami tahu, tahnik harus dilakukan orang Sholeh, nah tapi cara biar tahu kalau orang itu Sholeh, kami malah bingung sendiri, kita tidak pernah tau isi hati orang sedalam2nya kan ya? *punten, bukan su'udzon*
Jadi, berawal dari niat baik kami sebagai orangtua, mudah2an akan terus memberikan kebaikan juga untuk Alfath Putra kami. Amiiin.
Eh eniwei ini pertama kali saya bertamu kesini sepertinya, salam silaturahmi ya mak. Ma'af ini komennya kok panjang amat ya, haha.