KADO LEBARAN DARI TUHAN
Juli 2012
Harap-harap cemas, mungkin perasaan inilah yang dialami oleh pasangan pengantin baru yang sedang mendambakan hadirnya buah cinta, dan sudah menjadi maklum dalam masyarakat adanya pertanyaan estafet, terlebih bagi kaum wanita, saat kita kuliah kita ditanya kapan lulus, saat sudah lulus ditanya kapan kerja? Saat sudah kerja ditanya kapan nikah kok jomblo terus? Saat sudah menikahpun ditanya sudah isi apa belum? Sudah melahirkanpun juga sempat tanya, lahir oprasi apa normal, ASI apa susu kaleng? Ya begitulah, kepo adalah suatu sifat alamiah makhluk hidup, nggak kepo nggak asyik.
Bulan Juli adalah bulan ke empat pernikahanku, 3 bulan yang lalu tidak berhentinya aku menjawab pertanyaan saudara, tetangga dan teman-teman, “udah isi belum?” Sebenarnya pertanyaan semacam ini adalah pertanyaan yang membebani psikis seorang wanita yang baru menikah, apalagi jika pertanyaan disertai perbandingan “si A menikah 1 bulan langsung jadi, tok cer banget”, rontok hati Hayati, bang! Karena kita gak bisa memusnahkan pertanyaan estafet yang sudah mengakar budaya tersebut ya berati kitanya yang mesti kuat anti baper.
Meskipun masih dalam tahap berusaha, aku tidak pernah lelah berdoa agar bulan Juli ini aku tidak haid sampai 9 bulan lamanya alias positif, semakin mendekati hari menstruasi aku semakin gugup, jadwal haidku mustinya tanggal 7/8 Juli, dan tepat pada tanggal 7 si M belum datang juga. Aku seneng banget waktu itu, cepat-cepat aku memberitahu suamiku, dan dia hanya menanggapi dengan senyuman kecil, dia bilang “nanti kalau telat dua minggu saja ya beli alat tes kehamilan”, aku jawab “kalau telat seminggu saja, gimana?”, dan lagi-lagi suamiku hanya tersenyum tapi aku bisa tau ekspresi di wajahnya sangat bahagia.
Tanggal 8 sampai tanggal 9 juga belum kedatangan tamu bulanan, perubahan ada di sikap suamiku, dia sangat protektif dari segi aktivitasku dan makanku, banyak istirahat dan makan bergizi siapa tahu memang lagi hamil,
tanggal 10 ada nyeri seperti tanda-tanda akan haid, mulai ragu dan makin cemas, tapi tanggal sepuluh itu berlalu juga diiringi kecemasanku, tanggal 11 nyeri itu semakin menunjukkan tanda-tanda bahwa aku akan menstruasi, aku bingung dan gelisah, akankah harapanku sirna di tanggal itu juga? Dan, akupun pasrah, aku mengambil air wudlu, menggelar sajadah melakukan solat hajat dan bermunajat, tak hentinya air mata terurai-burai demi mengharapkan anugrah buah pernikahan yang paling berharga. Aku mendesah, ah Tuhan.. Ternyata tidak semudah yang ku fikirkan, ternyata semuanya adalah kehendakMu, aku memohon dengan sangat Tuhan, anugrahilah aku dan suamiku keturunan yang shalih dan shalihah, dan wirid itu mengalir terus “Rabbiy Laa Tadzarni Fardan, wa Anta Khoirul Waaritsin”. Tuhan, jangan biarkan aku sendirian, sesungguhnya Engkaulah yang Maha Menganugrahkan Keturunan. Sudah telat 4 hari, dan aku hanya pasrah semoga inilah sebuah tanda kehadirannya.
Tanggal 12 juli 2012, tamu yang tak diharapkan itu datang juga pada pukul 17.00 tepat, aku tau aku tidak boleh kecewa dengan keputusan Tuhan, tapi sungguh aku tak bisa menyembunyikan kesedihanku, aku memandang wajah suamiku, menyampaikan dengan mimik lemas, lunglai, suamikupun tampak kecewa, namun dia selalu menghiburku, dia selalu mengatakan, “ah masih beberapa bulan sih, nanti kalau sudah satu tahun belum punya momongan baru kita ke dokter.” Ah, suamiku is the best..
Memasuki bulan puasa di usia 4 bulan pernikahanku, aku menyongsongnya dengan penuh suka cita karena ini adalah Ramadhan pertama aku menjalaninya bersama suamiku, setelah kejadian yang sebenarnya agak berlebihan aku menyatakan “kecewa” bulan Juli ini aku mencoba untuk bersikap legowo, tepat tanggal 21 Juli, malam pertama Ramadhan aku suci dari menstruasi, 9 hari jadwal haidku, bersyukur aku bisa melaksanakan puasa pertama di bulan Ramadhan, ikhtiar lahirpun kini lebih dibatasi karena mengingat bulan puasa harus lebih memperbanyak ibadah daripada mesranya, sahur dan buka bersama keluarga baru dari suamiku terasa sangat menyenangkan sekali.
Separuh bulan puasa berhasil kulewati dengan baik, dan bulanpun berganti, aku tidak lagi mengharap telat menstruasi atau pikiran-pikiran yang nanti bakal mengganggu ibadah puasaku, tapi aku dan suami sekali lagi tidak akan pernah lepas dari doa dan ketergantungan pada Tuhan dalam memohon sesuatu apapun. “wa lam akun bidu’aiKa Robbiy syaqiyya”, dan aku tidak akan pernah kecewa memohon pada Tuhan. Ikhtiar dzahirku pergi ke alternatif juga masih tetap kujalani, masih tetap mengkonsumsi kelapa muda dan temu lawak juga menghindari kopi. Juli berganti dengan Agustus, tanggal 7 Agustus aku sudah mempersiapkan menyediakan pembalut wanita agar nanti tidak ribet ketika harus kedatangan tamu, kali ini terbalik, kalau bulan lalu aku mengharapkan tidak haid, kini aku sudah siap memakai pembalut di hari-hari yang aku khawatirkan mensku datang, aku masih ingat waktu itu sehari aku pakai dua kali pembalut terhitung dari tanggal 7 Agustus jadwal biasa datang haid, dan sampai tanggal 12 aku belum juga haid, yang seharusnya tanggal itu aku dapat keringanan tidak puasa, tapi sungguh perasaanku waktu itu biasa-biasa saja, juga tidak berharap berlebihan, karena sudah telat 4 hari (lagi) aku menyampaikan pada suami “sayang aku terlambat 4 hari, seharusnya haid tanggal 12 seperti tanggal bulan kemaren, kok sekarang belum haid ya?”, jawabnya simpel “semoga pertanda hamil ya, kok feelingku kuat kamu hamil, nanti kalau telat 2 minggu di test ya”, aku mengabaikan ucapan suamiku, karena yang aku rasakan waktu itu nyeri seperti akan kedatangan haid, juga nyeri di payudara, rasanya persis seperti bulan lalu aku terlambat 4 hari, akupun cuek saja, dan tentunya masih dalam keadaan memakai pembalut sebagai jaga-jaga nanti kalau solat tarawih tiba-tiba bocor gimana?
Selain terlambat 4 hari ada rasa aneh lain, sensasi dalam mulutku yang pait sepanjang waktu, awalnya aku menyimpannya sendiri karena aku fikir wajar jika sedang berpuasa mulut terasa pait, tapi aku semakin terganggu karena rasa pait itu menurunkan selera makanku, pernah suatu hari aku makan sedikit sekali ketika berbuka, suamiku bertanya "kok gak selera makan?", aku jawab "enggak tau mulutku rasanya pait terus.", "tuh kan, itu pertanda hamil..", aku tersenyum dan lama-lama merasa gak tega sama suamiku, ternyata dia benar-benar menginginkan kehadiran buah hati.. semoga saja di bulan ramadhan ini jadi rejeki kita, siapa tau?
H2C semakin menggebu-nggebu, aku lolos tidak haid selama sebulan penuh di bulan Ramadhan, hanya saja bolong satu karena waktu itu penyakit lambungku sedang kambuh. dua hari sebelum hari Raya Idul Fitri aku dan suami memutuskan untuk memberanikan diri membeli tes kehamilan, dengan malu-malu aku bertanya ke mbak-mbak yang jaga di apotik, dan mbak itu memberikan berbagai macam pilihan merek alat tes kehamilan, mbak apotik bilang kalo yang paling bagus merek sensitif, soalnya akurat 99,9% keterlambatan haid seminggu-2minggu, wewww, dan akupun termakan oleh rayuan maut mbak apotik, aku beli sensitif yang stick, harganya 45.000, cara pakainya gak pake di celup-celup kayak teh, tinggal urinnya dikucurkan ke alat itu setelah bangun tidur pagi-pagi banget, lalu ditunggu hasilnya, kalo dua garis berarti positif, begitu kata mbaknya.. alat test kehamilan dalam genggaman, dua hari lagi Idul Fitri dan dua hari lagi penasaranku terjawab..
Tanggal 19 Agustus, aku bangun sebelum subuh.. suara tarhim terdengar di masjid-masjid, aku segera mengambil alat test itu, posisi suamiku sedang tertidur lelap.. setelah meluncur ke kamar mandi aku segera aplikasikan alat test kehamilan sesuai petunjuk pemakaian, setelah aku kucurkan urineku, aku meletakkan test kehamilan itu di sebelah bak mandi, gak terduga alat itu berjalan cepat sekali garisnya membentuk 2 GARIS, belom sempat cebok dari pipis, mataku yang awalnya masih terkantuk-kantuk langsung terbelalak dan banjir.. benarkah POSITIF? Syukurku tak henti-hentinya.. Subhanallah berkah ramadhan, aku positif hamil tepat pada tanggal 1 Syawal Hari Raya Idul Fitri.. Oh, selamat datang di rahim ibu nak... Aku segera membersihkan tubuhku dan bersiap-siap menyampaikan kejutan ini pada suamiku, kubangunkan suamiku, dia juga masih sangat terlelap namun tersenyum ketika tau aku bangunkan, dan kutunjukkan hasil test itu, "hah? 2 garis? positif? benarkah?", suamiku terkejut dan langsung mengucapkan hamdalah sebanyak-banyaknya, dia memelukku dengan penuh bahagia.. lalu kami berdua melaksanakan solat subuh bersama, setelah itu sujud syukur di tengah riuh gempita takbir kebesaran ilahi di hari fitri..
Saat itu juga aku memberitahukan kabar gembira ini pada Ayah dan Ibu Mertua, tak lupa pada ayah ibuku, mereka bersuka cita dan memanjatkan doa yang luar biasa untukku, tidak berlangsung lama berita kehamilanku sudah menyebar ke seluruh kampong, otomatis semakin banyak ucapan selamat dan doa yang mengalir. Allah terima kasih kami padaMu, Engkau mengabulkan doa kami. Kami akan menjaga amanahMu dengan sebaik-baiknya, berkahi putra kami ya Rabb, lindungilah putra kami, lancarkanlah kehamilanku sampai aku melahirkan nanti, jadikanlah putra-putri kami shalih shalihah
Bulan pertama kehamilan aku lalui dengan penuh bahagia dan lebih semangat lagi, ada beberapa orang yang bertanya apakah kehamilanku mengalami morning sickness atau mual muntah? Aku menjawabnya tidak sama sekali, aku melaluinya dengan penuh
Kedua, nah pas ini lagi parah-parahnya mual mual, pengennya cuma makan KFC, seperti ceritaku di postingan sebelumnya, trus lagi nih ya.. pernah suatu hari aku pengen makan snack lidi jajananku waktu masih sekolah SD dulu, nah lo cari dimana jaman sekarang yang namanya snack lidi, tapi suamiku rela cari, dia yang gak biasa ngublek-ngublek pasar tradisional harus rela blusukan ke pasar-pasar tradisional hanya demi nyariin aku snack lidi, dan usahanya membuahkan hasil, horeeee... snack lidi satu pak yang isinya 50 bungkus dibelinya, aduh-aduh ya gak sampe sebanyak itu yang kumakan, setelah tau rasanya ya uda deh uda lega, sisanya masih banyak.. hehe.. kalo inget waktu itu aku jadi ketawa, kulitnya sampe jadi item gitu panas-panas hunting snack lidi, tapi jadi makin cinta deh sama suami
Bulan Ketiga, Setelah puas sebulan konsumsi fastfood, sekarang ganti ngidam Rujak Cingur, padahal aku bukan tipe pecinta Rujak Cingur, jadi selama berminggu-minggu setiap hari makan Rujak Cingur. Nah, selain Rujak Cingur aku juga pengen makan kerang kulit rebus, masalahnya waktu itu belom ada kerang kulit, tapi ya gitu lagi-lagi suami jadi korban, suami kembali terjun anjangsana dari pasar ke pasar, swalayan dan beberapa pusat perbelanjaan yang menjual ikan laut, tapi gak dapet juga, pulang-pulang suamiku bawa kerang dua kilo, tapiii kerangnya itu ga berkulit, uda kupasan... yaaah aku ga mau deh, dan ga sadar aku ngomelin suami akuuu karena keinginanku ga terkabulkan, tapi dianya diem aja, mungkin memaklumi keadaan ibu hamil yang labil, trus uda gitu dapet beberapa menit aku jadi sadar, kok jadi suamiku ya yang aku omelin padahal dia uda cari kemana-mana, lah suaamiku telfon temennya yang punya warung ikan laut, disuruh cari kerang kulit gitu sampe dapet, dan beberapa hari kemudiaaan, taraaa... kiriman kerang kulit rebus yang dimasak dengan bumbu sayur kunci datang.. hwaaaa... love love love buat suamikuuu
Bulan Keempat, Bulan keempat awal mulai bisa makan nasi, menu yang aku pengen adalah nasi padang, jadilah berhari-hari makan nasi padang.. hohohoho,
Bulan Kelima. Bulan kelima aku pengeeeen banget makan donat J-Co di Surabaya, yang ini beneran saking kepengennya sampe kebawa mimpi.. widiiih besoknya suami langsung meluncur ke TKP buat memenuhi requestku.. Puas dan senaaaang
Bulan Kedelapan, Nah lo, kok bisa lompat ke bulan delapan? iyya siiih karena bulan keenam sama tujuhnya aku ga ngebet sama sesuatu apapun, paling-paling ngidamnya pengen dimanja ajah sama suami, hihii.. tapi yang itu namanya bukan ngidam kaliiii tapi ibunya ajah yang lagi pengen dimanja, heheheh... Masuk bulan 8 kehamilan aku ngidam pengen makan buah delima merah, dan untuk ini aku harus ekstra sabar, karena belom musimnya, dan kalaupun uda musim sangat-sangat susah sekali menemukan buah surga ini, tapi lagi-lagi sang pahlawan tidak pernah menyerah setelah puas mencari di pasar buah tidak ada, pencarian berlanjut ke jombang dan kediri, dan dapetnya di kediri, kebetulan ada saudara temen yang punya pohon delima dan kebetulannya lagi delima merahnya sudah berbuah gede-gede loh..
Hmmm... Alhamdulillah rejeki bayiku selalu ada, tiap ngidam sukses dituruti segala keinginan, dan terima kasih yang tidak terhingga untuk suamiku yang dengan ikhlas menuruti segala keinginanku, semoga putranya yang kini kukandung nantinya mengerti betapa ayahnya begitu mencintainya dan ibunya
0 comments:
Post a Comment
Monggo Pesan dan Kesannya