Tuesday, 4 June 2013

, ,   |  7 comments  |  

Kontroversi Menggendong dan 'bau tangan'

"Jangan kebanyakan digendong, nanti bau tangan, jadi kebiasaan deh!",  begitu kebanyakan orang bilang.. Ini juga terjadi padaku, banyak yang mengingatkanku untuk tidak terbiasa gendong Adib.. Memang, beberapa minggu ini Adib minta digendong terus, kalo ditaroh bisa nangis.. apalagi kalo malam, bisa melekan sepanjang malam sampai subuh karna Adib ga mau tidur dan minta digendong.. Jadinya aku sama suami ngopi di kamar sambil gantian gendong Adib.. Ada yang mengatakan kalau anak sering digendong ntar gedenya jadi manja.. Awalnya sih aku percaya sama mitos ini, jadi aku mencoba untuk gak ngebiasain gendong Adib.. dua harian ini berhasil sih, ketika siang aku biarin Adib nangis sejadi-jadinya, tidak berlangsung lama, Adib tertidur.. 

Tapi, karna gak tega ngeliat Adib nangis seperti itu, akupun browsing-browsing gimana cara menidurkan bayi agar nyenyak dan tidak minta "diiiiigendong kemana-mana.." ada beberapa cara, termasuk yang kulakuin sebelumnya, membiarkan anak menangis lalu akan menyerah dan terlelap sendirinya, lalu seorang psikolog mengomentari, kalau dengan menggunakan cara seperti itu memang sangat ampuh tapi anak akan merasa tidak diperdulikan oleh orang tua dan besarnya tumbuh menjadi orang yang tegaan.. hwaa hwaaa T.T aku ga mau Adib ngerasa ga aku peduliin, dan besarnya ntar tumbuh jd orang yang tegaan.. 

Ya, inilah tanggung jawabku sebagai ibu, aku ga boleh mengeluh terus, tidak seperti kemaren-kemaren yang masih banyak mengeluh capek dan sakit karna memang jahitan bekas melahirkan normal di jalan lahir belum kering, sekarang jahitanku sudah kering dan gak nyeri lagi, sudah bisa loncat-loncat.. hahaa.. dan mulai sekarang aku bertekad bulat untuk merawat Adib dengan sepenuh jiwa raga, aku rela gendong adib kapanpun ia membutuhkan dekapanku, biar deh orang ngatain ntar jadi manja atau apa.. aku anggap saja mitos 'bau tangan' tidak benar adanya.. toh anak cepat tumbuh dewasa.. tidak mungkin bayi terus :) aku tidak mau melewatkan momen indah bersama adib kecil.. :) semoga selamanya aku ikhlas.. dan senyumnya lebih berharga dari apapun yang ada di dunia ini :)

Related Posts:

  • Menu MPASI Sederhana Postingan kali ini sedikit membuka aib tentangku, bahwa jujur aku adalah koki yang payah, tidak bisa masak, tidak memahami bumbu dapur, masakan bany… Read More
  • Sukses Menyapih dengan Cinta Adib bulan kemarin memasuki umur 20 bulan, 4 bulan lagi 2 tahun, persiapan menyapih tentunya, baca-baca dari milis emak-emak tentang weaning with lo… Read More
  • MauLana Sarjana ASIX 7 Januari 2015 adalah awal tahun yang membahagiakan, Maulana tepat berumur 180 hari, itu artinya Maulana lulus jadi sarjana ASIX.. Yeyeyeye *joged2*… Read More
  • Baby Led Weaning, mengajarkan anak makan sendiri Masih tentang Adib, hari ini adalah 23 bulan.. Udah gedeee... Udah banyak banget kata yang diucapin, makin pinter tentunya, udah bisa menirukan gera… Read More
  • Adab Menyusui Jadi begini.. Tiap 2 minggu sekali ada pengajian khusus kitab Washoya al-Aba' li al-Abna' di rumah, yang ikut ya para ibu dan bapak, kitab ini memba… Read More

7 comments:

  1. kalau mbak usawah ga mau gendong sini deh biar saya gendong. terus saya bawa kabur si adibnya.
    hehee...

    lucu bnget, kayaknya nih mirip ibunya

    ReplyDelete
    Replies
    1. hadeeeh,, itu typonya parah, usawah bin laden T.T

      jangan dong, ntar aku bisa nangis terus dan minta digendong, trus yang gendong aku siapa?

      iya he'em mirip aku *horeeee*

      Delete
  2. wuih... adib lucu bangeeeeeettt........

    udah bisa tuh jadi model bayi. hihihi

    ReplyDelete
    Replies
    1. yg jadi model ibunya icha yaa, kan sama2 lucu.. hahaa

      Delete
  3. aku boleh gendong gak mbak, lucu ,kebetulan aku gak punya adek

    ReplyDelete
    Replies
    1. boleehbak ayuu maen ksini yaaa sm adek adib (=^.^=)

      Delete
  4. hmmm, memang benar mbk, terkadang beberapa saran orangtua terdahulu malah berdampak negatif, tapi memang banyak juga saran saran yang di anggap mitos sebenarnya memberi dampak positif.
    Namun yang saya tangkap dari cerita ini adalah besarnya kecintaan seorang ibu telah memenangkan segala kerisauan, hingga membuahkan ketulusan dalam mendidik dan merawat anak yang menjadi permata paling berharga.

    ReplyDelete

Monggo Pesan dan Kesannya