Tuesday 26 February 2013

, ,   |  2 comments  |  

Akhirnya, penantianku..

Memasuki bulan puasa di usia 4 bulan pernikahanku, aku menyongsongnya dengan penuh suka cita.. karena ini adalah ramadhan pertama aku menjalaninya bersama suamiku, setelah kejadian yang sebenarnya agak lebay aku menyatakan "kecewa" bulan Juli ini aku mencoba untuk bersikap legowo, tepat tanggal 21 malam pertama Ramadhan aku bersih dari menstruasi, bersyukur aku bisa melaksanakan puasa pertama di bulan Ramadhan, ikhtiar lahirpun kini lebih dibatasi karena mengingat bulan puasa harus lebih memperbanyak ibadah daripada mesranya :D sahur dan buka bersama keluarga baru dari suamiku terasa sangat menyenangkan sekali.
Separuh bulan puasa berhasil kulewati dengan baik, dan bulanpun berganti, aku tidak lagi mengharap telat menstruasi atau pikiran-pikiran yang nanti bakal mengganggu ibadah puasaku, tapi aku dan suami sekali lagi tidak akan pernah lepas dari doa dan ketergantungan pada Tuhan dalam memohon sesuatu apapun.. Ikhtiar dzahirku pergi ke alternatif juga masih tetap kujalani, masih tetap mengkonsumsi kelapa muda dan temu lawak juga menghindari kopi. Juli berganti dengan Agustus, tanggal 7 Agustus aku sudah mempersiapkan menyediakan pembalut wanita agar nanti tidak ribet ketika harus kedatangan tamu, kali ini terbalik, kalau bulan lalu aku mengharapkan tidak bocor di hari seharusnya haid, aku sudah siap memakai pembalut di hari-hari yang aku khawatirkan mensku datang, aku masih ingat waktu itu sehari aku pakai dua kali pembalut terhitung dari tanggal 7 Agustus jadwal biasa datang haid :D dan sampai tanggal 12 aku belum juga haid, yang seharusnya tanggal itu aku dapat keringanan tidak puasa :D tapi sungguh perasaanku waktu itu biasa-biasa saja, juga tidak berharap berlebihan, karena sudah telat 4 hari (lagi) aku menyampaikan pada suami "sayang aku terlambat 4 hari, seharusnya haid tanggal 12 seperti tanggal bulan kemaren, kok sekarang belum haid ya?", jawabnya simpel "semoga pertanda hamil ya, kok feelingku kuat kamu hamil, nanti kalau telat 2 minggu di test ya..", aku mengabaikan ucapan suamiku, karena yang aku rasakan waktu itu nyeri seperti akan kedatangan haid, juga nyeri di payu dara, rasanya persis seperti bulan lalu aku terlambat 4 hari, akupun cuek saja, dan tentunya masih dalam keadaan memakai pembalut sebagai jaga-jaga nanti kalau solat tarawih tiba-tiba bocor gimana?

Selain terlambat 4 hari ada rasa aneh lain, sensasi dalam mulutku yang pait sepanjang waktu, awalnya aku menyimpannya sendiri karena aku fikir wajar jika sedang berpuasa mulut terasa pait, tapi aku semakin terganggu karena rasa pait itu menurunkan selera makanku, pernah suatu hari aku makan sedikit sekali ketika berbuka, suamiku bertanya "kok gak selera makan?", aku jawab "enggak tau mulutku rasanya pait terus.", "tuh kan, itu pertanda hamil..", aku tersenyum dan lama-lama merasa gak tega sama suamiku, ternyata dia benar-benar menginginkan kehadiran buah hati.. semoga saja di bulan ramadhan ini jadi rejeki kita, siapa tau?

H2C semakin menggebu-nggebu, aku lolos tidak haid selama sebulan penuh di bulan Ramadhan, hanya saja bolong satu karena waktu itu penyakit lambungku sedang kambuh. dua hari sebelum hari Raya Idul Fitri aku dan suami memutuskan untuk memberanikan diri membeli tes kehamilan, dengan malu-malu aku bertanya ke mbak-mbak yang jaga di apotik, dan mbak itu memberikan berbagai macam pilihan merek alat tes kehamilan, mbak apotik bilang kalo yang paling bagus merek sensitif, soalnya akurat 99,9% keterlambatan haid seminggu-2minggu, wewww, dan akupun termakan oleh rayuan maut mbak apotik, aku beli sensitif yang stick, harganya 45.000, cara pakainya gak pake di celup-celup kayak teh, tinggal urinnya dikucurkan ke alat itu setelah bangun tidur pagi-pagi banget, lalu ditunggu hasilnya, kalo dua garis berarti positif, begitu kata mbaknya.. alat test kehamilan dalam genggaman, dua hari lagi Idul Fitri dan dua hari lagi penasaranku terjawab..

Tanggal 19 Agustus, aku bangun sebelum subuh.. suara tarhim terdengar di masjid-masjid, aku segera mengambil alat test itu, posisi suamiku sedang tertidur lelap.. setelah meluncur ke kamar mandi aku segera aplikasikan alat test kehamilan sesuai petunjuk pemakaian, setelah aku kucurkan urineku, aku meletakkan test kehamilan itu di sebelah bak mandi, gak terduga alat itu berjalan cepat sekali garisnya membentuk 2 GARIS, belom sempat cebok dari pipis, mataku yang awalnya masih terkantuk-kantuk langsung terbelalak dan banjir.. benarkah POSITIF? Syukurku tak henti-hentinya.. Subhanallah berkah ramadhan, aku positif hamil tepat pada tanggal 1 Syawal Hari Raya Idul Fitri.. Oh, selamat datang di rahim ibu nak... Aku segera membersihkan tubuhku dan bersiap-siap menyampaikan kejutan ini pada suamiku, kubangunkan suamiku, dia juga masih sangat terlelap namun tersenyum ketika tau aku bangunkan, dan kutunjukkan hasil test itu, "hah? 2 garis? positif? benarkah?", suamiku terkejut dan langsung mengucapkan hamdalah sebanyak-banyaknya, dia memelukku dengan penuh bahagia.. lalu kami berdua melaksanakan solat subuh bersama, setelah itu sujud syukur di tengah riuh gempita takbir kebesaran ilahi di hari fitri..

Saat itu juga aku memberitahukan berita hebat ini pada Ayah dan Ibu mertua, tak lupa pada ayah ibuku, mereka bersuka cita dan memanjatkan doa yang luar biasa untukku.. tidak berlangsung lama berita kehamilanku sudah menyebar ke seluruh kampung.. otomatis semakin banyak ucapan selamat dan doa yang mengalir

Allah terima kasih kami padaMu, Engkau mengabulkan doa kami.. Kami akan menjaga amanahMu dengan sebaik-baiknya.. berkahi putra kami ya Rabb, lindungilah putra kami, lancarkanlah kehamilanku sampai aku melahirkan nanti, jadikanlah putra-putri kami shalih shalihah :)

@uswasyauqie

2 comments:

  1. Subhanallah....
    Senengnya baca postingannya mbak.
    Berarti sikecilnya udh gede donk mbak.

    Aq jg lg deg2an ne mbak. Udah telat 4 hari. Moga2 aja hamil. Amin

    Mau di Tes blm brani, takutnya gak jadi. hehehehe....

    Doain ya mbak....

    ReplyDelete
  2. aku juga berharap semoga Ramadhan ini giliran aku...

    ReplyDelete

Monggo Pesan dan Kesannya